Tampilkan postingan dengan label SCIENCE. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SCIENCE. Tampilkan semua postingan

UPTAKE OF MINERAL IONS IN A PLANT ROOT

          A quite different specialized exchange surface is the root hairs of a flowering plant. Root hairs are very thin extensions of  the cells that make up the outer layer, or epidermis, of a root. Each root hair is about 200-250 µm across. There may be thousands of them on each tiny branch of a root, so together they provide an enormous surface area that is in contact with the soil surrounding the root.
          Soil is made up of particle of minerals and humus. In between these particles are spaces that are usually filled with air. Unless the soil is extremely dry, there is a thin layer of water coating each soil particle. The root hairs make contact with water, and absorb it by osmosis. The water moves in because there is a lower concentration of solutes in the water in the soil than there is inside the root hair cell. There water potential outside the root hair is therefore higher than the water potential inside it, and water moves passively down the water potential gradient into the cells.
          Mineral ions are also absorbed from the soil into root hair cells. If there is a higher cell than inside it, then it can be taken up passively, by facilitated diffusion. More usually, however, the plant requires ions that are present in relatively low concentrations in the soil, while its cells already contain a higher concentration of that ion. In that case, the ions will be taken up by active transport, through carrier proteins, using energy to move them against their concentration gradient. Note that the cell wall provides absolutely no barrier to the diffusion of water molecules or mineral ions-they are all able to pass through it quite freely.

Summary
     The plasma membrane controls exchange between the cell and its environment. Special transport proteins are sometimes involved.
     Within cells, membranes allow compartmentalization and division of labour to occur, within membrane-bound organelles such as the nucleus, ER and Golgi apparatus.
     Some chemical reactions take place on membranes as in photosynthesis and respiration. Membranes also contain receptor sites for hormones and neutrotransmitters;possess cell recognition markers, such as antigens;and may contain enzymes, as with microvilli on epithelial cells in the gut.
     Diffusion is the net movement of molecules or ions from a region of their higher concentration to one of lower concentration. Oxygen and carbon dioxide cross membranes by diffusion through the phospholipids bilayer. Diffusion of ions and larger polar molecules through membranes is allowed by transport proteins.
     Water moves from regions of higher water potential to regions of lower water potential. When this takes place through a partiallyb permeable membrane this diffusion is called osmosis. Pure water has a water potential of zero. Adding solute reduces the water potential by an amount known as the solute potential, which has a negative value. Adding pressure to a solution increases the water potential by an amount known as the pressure potential, which has a positive value.
READMORE
 

VARIABLE

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga  diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian  ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable  sebagai berikut :

Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang  lain.

Kerlinger (1973)
•    Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
•    Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang  diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.

Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Bhisma Murti (1996)
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.


Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari  satu subyek ke subyek lainnya.


Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.


Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
•    Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh  anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
•    Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
•    Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.


Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan

definisi Variabel Penelitian adalah :  Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
aan Variabel Penelitian :
•      Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
•      Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
•      Untuk pengujian hipotesis 

•      Relevan dengan tujuan penelitian
•      Dapat diamati dan dapat diukur



Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi  sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan    sebagai    Variabel Bebas karena bebas    dalam mempengaruhi variabel lain.

Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel
bebas/variabel independent.


Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat.

Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel  Terikat.

Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
READMORE
 

Pengaruh Media Tanam pada Perkecambahan Biji Kacang Hijau

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Proposal ini kami buat untuk memenuhi tugas biologi yang diberikan oleh Bu lilik selaku guru biologi di SMA N 1 Manyar. Dengan dibuatnya proposal ini diharapkan dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Dan juga dapat menambah pengetahuan dari para pembaca.
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang bernutrisi tinggi. Didalamnya terkandung protein, Vitamin B, A, dan,E. Selain itu juga bisa untuk melancarkan BAB dan menambah semangat.Dengan dasar-dasar dari atas dapat kita simpulkan bahwa kacang hijau sangatlah bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita.
Sehingga kami memilih kacang hijau sebagai bahan penelitian kami.Kami sangat tertarik untuk melakukan inovasi pada kacang hijau, salah satunya kecambah. Kecambah merupakan salah satu tumbuhan yang multifungsional, selain dapat digunakan sebagai sayuran,juga sebagai makanan tambahan pada masakan nusantara.Dalam penelitian ini kami mencari tahu adakah pengaruh media tanam pada perkecambahan biji kacang hijau.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,rumusan masalahnya adalah “Adakah pengaruh media tanam pada perkecambahan biji kacang hijau”.
C.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adakah pengaruh media tanam pada pertumbuhan biji kacang hijau.
D.Manfaat Penelitian
-Untuk membantu produksi kecambah
-Mempercepat produksi kecambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Kajian Teori
Berdasarkan pengamatan kami selama melaksanakan penelitian di SMP menggunakan biji kacang hijau,pada saat itu kami meneliti tentang pengaruh cahaya pada perkecambahan biji kacang hijau waktu yang diperlukan pada proses perkecambahan adalah 5 hari.Media yang kami gunakan pada saat itu adalah kapas.
Kapas digunakan dalam penelitian tersebut karena dapat menggantikan tanah sebagia media tanamanya.Kapas dapat menahan biji kacang hijau agar tidak sepenuhnya terendam air ketika di beri air.Kapas juga kuat untuk menggantikan tanah sebagai tempat menancapnya bakal akar pada pertumbuhan biji kacang hijau.
B.rumusan Hipotesis
Berdasarkan pengalaman kami,terjadinya perkecambahan pada biji kacang hijau dengan menggunakan media kapas waktu yang dibutuhkan adalah 5 hari.Sehingga perkecambahan biji kacang hijau dengan menggunakan media kapas merupakan yang tercepat.

BAB III METODE PENELITIAN
A.Varibel dan DOV
Variabel Manipulasi
Menggunakan media tanam yang berbeda,dilakukan dengan cara biji kacang hijau di kapas,  daun dan agar-agar.
Variabel Respon
Perbedaan kecepatan perkecambahan pada biji kacang hijau yang dukur setiap hari.
Variabel Kontrol
Berupa jenis biji kacang hijau,suhu ruangan,intensitas cahaya yang sama.
B.Rancangan Peneltian
Perlakuan I  : Biji kacang hijau ditanam pada media kapas
Perlakuan II : Biji kacang hijau ditanam pada media daun
Perlakuan III : Biji kacang hijau ditanam pada media agar-agar
C.Sasaran Penelitian
Menemukan media tanam yang cepat mempengaruhi perkecambahan biji kacang hijau,dengan target kurang dari 7 hari.
D.Alat dan Bahan
-9 biji kacang hijau
-3 tempat media tanam
-Daun
-Kapas
Agar-agar
E.Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan
Pada sesi ini kami akan menyiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan kami gunakan dalam penelitian ini.kami akan mempersiapkan media tanam dan biji kacang hijau.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah menyiapkan segala sesuatunya,selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan dalam kurun waktu 7 hari.Dalam penelitian ini kami menilai,meneliti,dan menanggapi tentang pengaruh mdia tanam pada perkecambahan biji kacang hijau.
3. Mencatat
Setelah dilakukan pengamatan,kami mencatat perkembangan-perkembangan yang terjadi pada biji kacang hijau yang tercantum pada tabel berikut :
HARI KE                           
PANJANG KECAMBAH                           
DIAMATI PUKUL                           
F.Rencana Analisis Data
Data di analisa setelah kurun waktu yang telah di tentukan.Dalaam penelitian ini waktu yang di perlukan adalah 7 hari.Data tersebut akan kami rata-rata sesuai dengan ketentuan.Setelah hasil anasilisa keluar,akan kami gunakan untuk menguji hipotesa kami.
G.Jadwal penelitian
Hari ke 1-2    : mencari alat dan bahan yang dibutuhkan
Hari ke 3       : mempersiapkan alat dan bahan
Hari ke 4-10  : melakukan penelitian
Hari ke 11-12: analisis data
Hari ke 13-16: membuat laporan

DAFTAR PUSTAKA
Drs.Gunomo,2009,Modul Siswa Biologi untuk SMA.Surakarta : PT. YUDHA DUT GRAFIKA
Drs.H.B.Dzulkarnain,2000,Cara menggunkan TOGA.Jakarta : PT. PENEBAR SWADAYA

READMORE
 

ASAM DAN BASA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
    Selama ini, kita telah sering mendengar istilah asam dan basa. Namun, sebagian besar dari kita jarang ada yang tahu mengenai tentang cara pengenalan zat yang asam atau zat yang basa. Oleh karena itu, kita melakukan evaluasi atau praktek yang bertujuan untuk mengetahui tentang Titrasi Asam Basah.   

B.    TUJUAN
1.    Untuk mengetahui titrasi asam basah
2.    Untuk mengetahui prinsip titrasi asam basah
3.    Untuk mengetahui bagaimana cara untuk mengetahui titik ekuivalen

C.    RUMUSAN MASALAH  
1.    Apa titrasi asam basah itu?
2.    Apa Prinsip Titrasi Asam basa itu?
3.    Bagaimana Cara Mengetahui Titik Ekuivalen ?

D.    METODOLOGI PENULISAN
Dalam membuat laporan ini penulis menggunakan 2 macam metode yaitu metode lapangan dan metode perpustakaan.
a.    Metode Observasi/Lapangan
Dalam metode ini penulis mendapatkan data secara langsung dari lapangan. Dengan melakukan berbagai proses paraktikum di laboratorium fisika, sehingga penulis dapat mengamati objek secara langsung.
b.    Metode Library Resealt/Perpustakaan
Selain memperoleh data secara langsungdari lapangan penulis juga dibantu dengan adanya metode perpustakaan yang memudahkan penulis untuk mendapatkan berbagai informasi yang penulis butuhkn untuk melengkapi laporan yang dibuat. Pada metode ini penulis diharuskan untuk selalu aktif membaca dan mempelajari berbagai bahan yang ada.

BAB II
DASAR TEORI

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.

Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen   
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)

BAB III
LANGKAH DAN HASIL


1)    ALAT DAN BAHAN


•    Buret ukuran 50 mL dan statif 1
•    setLabu erlenmeyer minimal 2 buah
•    Pipet volume 1 buah
•    Pipet tetes secukupnya
•    Corong 1 buah
•    Gelas kimia 1 buah
•    Labu takar 100 mL secukupnya
•    Gelas ukur 1 buah
•    Larutan HCl @ 10 mL
•    Larutan KOH 0,2 M secukupnya
•    Air secukupnya
•    Indikator fenolftalein ( PP ) secukupnya

B.    CARA KERJA

1.    Masukkan 10 ml larutan HCL dan 2 tetes indikator ke dalam sebuah erlemayer
2.    Isi biuret dengan lariutan KOH 0,2 M hingga garis 0 M
3.    Tetesi Larutan HCl dengan Larutan KOH, Penetesan harus dilakukan secara hati-hati dean Elenmeyer terus menerus diguncangkan penetesan dihentikn saat terjadi perubahan warna yang tetap yaitu menjadi merah mudah
4.    Ulangi Prosedur di atas hingga diperoleh 3 data yang hampir sama


C.    HASIL PERCOBAAN

No    Volume HCl yang Digunakan    Volume KOH yang Digunakan
1    10 ml    20,5 ml
2    10 ml    19,8 ml
3    10 ml    20 ml

BAB IV
ANALISIS DATA


A.    PERTANYAAN
1.    Tentukan Volume relata Larutan KOH yang digunakan
2.    Tentukan jumlah mol KOH yang digunakan
3.    Tentukan jumlah mol HCl berdasarkan perbandingan koefisien reaksi KOH (aq) + HCl (aq) → KCl (aq) + H2O
4.    Tentukan kemolaran larutan HCl tersebut?
Jawaban :
1.    20,1 ml
2.    M HCl = ?
Vol HCl = 10 ml                        n = M x Vol
Vol KOH = 20,1 ml                       = 0,2 x 20,1
M KOH = 0,2                           = 4,02 mol
3.    4,02 mol
4.    M HCl x Vol HCl = Vol KOH x M KOH
M HCl x 10 = 20,1 x 0,2
    M HCl = 20,1 x 0,2 ÷ 10
        = 0,402 mol/ℓ


B.    PEMBAHASAN
Pengertian Titrasi Asam Basah
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)
Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen   
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.
Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri.Larutan. yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran.
Jika asam ditetesi basa, maka PH larutan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi asam maka PH
larutan akan turun.
Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam labu ukur. Larutan standar yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standart primer, sedangkan larutan standar yang kemolarannya ditetapkan dengan larutan standar primer disebut sebagai larutan standar sekunder.
Sebelum digunakan dalam percobaan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan agar tidak terdapat cairan/ zat-zat lain yang masih tersisa di dalam buret, sehingga buret bersifat netral.
Titik ekivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah
mol basa. 
Untuk menunjukkan titik ekivalen perlu digunakn indicator yang sesuai, yaitu indicator yang
trayek PH nya terletak di daerah lojakan PH.
Titik akhir titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan perubahan warna indicator.

Perubahan PH dalam titrasi asam basa disebut kurva titrasi.

B. Saran  
        Saran kami kepada pembaca, jika ingin melakukan percobaan seperti ini sebaiknya di kerjakan dengan berkelompok dan diperlukan kerja sama dan kekompakan yang optimal.
        Saran kami kepada korektor, kami masih jauh dari sempurna oleh karena itu kani masih membutuhkan kritik yang membangun dari anda, agar kami bisa melakukan yang lebih baik lagi.
READMORE