BAB IV
STRUKTUR KEPARTAIAN SEBAGAI PERWUJUDAN STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA
Struktur masyarakat Indonesia, mempunyai 2 ciri yang bersifat unik. Secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat itu ditandai dengan perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup dalam. Dilain sisi, perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat dan kedaerahan acapkali disebut sebagai cirri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk.
Dalam kenyataannya, semuanya saling jalin-menjalin menjadi suatu kesatuan yang kompleks, serta menjadi dasar bagi terjadinya pengelompokan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, jalinan tersebut menghasilkan terjadinya “kelompok semu” atau yang istilah yang lebih populer dalam masyarakat adalah “golongan”. Golongan tersebut, adalah alat untuk mendapatkan anggota-anggota yang akan dikumpulkan dalam suatu kelompok, yang mana kelompok itu bernama “kelompok kepentingan”.
Sejak abad ke-20, kondisi politis, sosial dan teknis telah tumbuh secara matang. Kondisi tersebut, telah berhasil mengubah “kelompok-kelompok semu” tersebut menjadi berbagai-bagai “kelompok kepentingan”. Salah satu kelompok kepentingan yang sangat khusus sifatnya adalah “partai politik”, seperti yang ada pada saat ini. Pada dasarnya, kelompok kepentingan tersebut orientasi perhatiannya memang terletak pada kegiatan-kegiatan yang bersifat social-kultural daripada yang bersifat politis. Lama-kelamaan, kelompok kepentingan tersebut mengubah sifatnya menjadi organisasi yang benar-benar bersifat politis, sesuai dengan bentuknya sebagai partai politik.
Dengan adanya kepentingan-kepentingan yang berbeda dalam setiap tubuh partai politik, mengakibatkan tiap-tiap dari partai politik tersebut melakukan “pergulatan” guna mencapai kepentingannya tersebut yang biasanya berujung pada konflik. Bercermin dari hal tersebut, kita menjadi lebih mengerti betapa konflik-konflik antara partai-partai politik di Indonesia pada masa silam dan saat ini pun, untuk sebagian, pada dasarnya merupakan konflik antara kelompok-kelompok social cultural berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, daerah dan stratifikasi social.
Meskipun begitu, baik Herbert Feith maupun Donald Hindley, melihat juga bagaimana perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, daerah dan stratifikasi social ikut serta memberikan warna pada penggolongan politik menurut model penglihatan mereka masing-masing.
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Sistem Sosial Indonesia
Nama Pengarang : Dr. Nasikun (Fisipol UGM)
Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Jumlah Halaman : 87 halaman
0 komentar:
Posting Komentar